Monday, 12 August 2013
My first forex trading with eToro with just 5 easy steps
I like to learn about something that I don't know before. In investment industry, I know about stock, mutual fund and have experienced about it. About Forex, I don't know everything. Seems that forex market are high risk. But when we don't know how to manage the risk that's a gamble. So everything in this world take a risk. Learn from book about forex market, and browsing some article about forex, then I interesting in eToro concept. The concept is copy trader who with your opinion is the best profile for you. You can copy the high, moderate, or low risk trader. This day is my first step to forex trading. I open the account in eToro and deposit USD117 (minimum deposit is USD50). I hope I can get the new experience about forex trading. Wish me a good luck. If you want know about eToro just click this link. Trading make easy with eToro. Step 1: Get Free account at eToro. Step 2: Deposit minimal account USD50 with paypal, credit card, webmoney, wiretransfer etc. Step 3: Complete your profile. Step 4: Copy the most hero trader you want. Step 5: Patient and Good Luck
Wednesday, 7 August 2013
Ke Bangkok lagi, China Town dan Baiyoke Hotel
Belum puas dari jalan-jalan pertama kali ke Bangkok pada bulan Maret 2013 yang lalu. Kami datang lagi ke ibukota Thailand pada bulan Juli 2013. Lagi-lagi dapat promo pesawat dari Mandala TigerAir. Pulang pergi untuk 2 orang hanya sekitar Rp1,7 juta. Kali ini kami menginap cuma 2 malam di hotel yang paling tinggi di kota Bangkok yakni Baiyoke Sky Hotel.
Kamis 18 Juli 2013, pukul 14 tiba di terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Check in langsung di kounter internasional Mandala Tiger dan pesawat akan berangkat pada pukul 16. Tiga jam berada di awang-awang akhirnya mendaratlah di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand pukul 19.
Wah kali ini ketika masuk ke imigrasi, antreannya panjang sekali. Untunglah ada jalur khusus untuk warga negara ASEAN (warga negara: Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, Myanmar, Laos). Lumayan, imigrasi di jalur ASEAN tidak terlalu panjang antreannya.
Ada 2 pelancong dari Jakarta yang menanyakan bagaimana cara naik kendaraan umum atau taxi. Karena kami belum pernah naik bus di Bangkok, maka saya sarankan naik kereta saja menuju tengah kota. Akhirnya mereka ikut saran kami.
Turun ke basement 2 dan ketemu lagi dengan kounter Airport Link. Kami memilih City Link menuju stasiun Ratchaprapop dengan ongkos 40Bath per orang.
Sampai di stasiun Ratchaprapop kami survei dulu tempat untuk menuju hotel Baiyoke Sky. Hotelnya kelihatan dari stasiun. Lalu kami turun menuju jalan raya dan melewati trotoar toko-toko menuju hotel Baiyoke. Dari stasiun menuju hotel kira-kira sekitar 100 meter.
Lokasi sekitar hotel Baiyoke ini, ramai sekali. Pasar malam muncul di depan hotel. Ternyata banyak pelancong yang juga baru datang pada malam hari. Kami tiba di hotel sekitar pukul 21. Ketika masuk hanya ada lantai kosong dan lift tidak ada meja check in. Kami tanya ke petugas di mana tempat check in. Ia bilang, silakan menggunakan lift dan pilih lantai 18 atau Lobby.
Petugas check in sibuk melayani tamu yang datang. Ketika kami akan check in, staf hotel meminta deposit dana sebesar 3000 Bath atau sekitar 100USD. Lha kami bilang "Why agoda didn't inform us about deposit?". Dengan gampangnya mereka bilang "It is our procedure that guest must deposit the fund". Damn. Kami tidak banyak bawa uang sebanyak itu. Bagi kami cukuplah 3 hari di Bangkok cuma bawa 500ribu (1500 Bath atau 50USD) bisa makan enak dan keliling kota. Untunglah saya bawa ATM CIMB Niaga. Di seberang jalan raya ada Bank CIMB Thailand. Akhirnya kami menarik dana dari ATM CIMB Thai sebesar 3500 Bath. Hebat nich ATM bisa mengeluarkan 1 pecahan 500 Bath dan 3 pecahan 1000 Bath. Hebatnya lagi kurs jual Bath atas Rupiah cuma 328 rupiah. Coba kalau ke money changer di Jakarta, Bath dijual 340!
Balik menuju meja check in, ada tamu yang juga kecewa ketika dimintai deposit 100USD. Akhirnya kami dapat kamar di lantai 61. Lumayan tadinya berharap dapat paling tinggi di lantai 45 tapi di kasih di lantai 61. Wah antrian masuk lift-nya sungguh mengecewakan. Hotel ini ramai sekali. Banyak turis dari berbagai negara. Kami perhatikan banyak dari Eropa, Rusia, India. O ya jangan salah masuk lift, karena ketinggian lantai yang dituju bisa berbeda. Ketika masuk lift, masukkan kartu ke slot (lihat arah panahnya) setelah nyala hijau tarik dan pencet tombol lantai yang dituju.
Sampai di kamar tipe superior. Kamarnya luas, ada bathtub. O ya bila menggunakan wifi di hotel ini akan dikenakan biaya. Kami membasuh muka dan badan sejenak, lalu turun untuk mencari makan. Tadinya berpikir untuk dinner di restoran hotel ini. Tetapi melihat ramainya orang naik turun lift, kami urungkan niat tersebut. Akhirnya kami cari di sekitar hotel, jajanan kaki lima. Ada nasi goreng, udang bakar, duren, ayam goreng, bebek goreng, buah mangga dan masih banyak lagi. Kami makan yang mudah saja, beli nasi goreng lalu ayam goreng dan buah duren. Tak lupa pula orang juice. Semuanya kami beli mencapai 200 Bath untuk 2 orang.
Karena terlalu malam, kami membatalkan rencana ke Observation Deck dan puas makan malam di ketinggian lantai 61 kamar hotel.
Kami memang ingin santai-santai saja di Bangkok, karena tempat wisata sudah kami jajaki ketika pertama kali ke Bangkok. Karena tidak dapat sarapan di hotel, kami cari di luar. Mall Indra Pratunam baru buka jam 9.30. Kami menyebrang jembatan dan keliling emperan toko mengarah ke mall Platinum. Di seberang mall platinum ada kedai makanan. Kami coba pesan nasi hainan dan chinese roll. Wah chinese rollnya ternyata enak. Balik lagi ke arah hotel, kami beli beberapa makanan: jagung, cakwe dan buah mangga.
Mall Indra sudah buka, kami lihat-lihat suvenir khas thailand. Ada hiasan dinding motif manik-manik bergambar gajah. Lihat-lihat baju, gadget, mainan dan lain-lain. Sampai akhirnya makan siang di food court. Ada Pad Thai dan Sticky Rice. Pad Thai adalah makanan thailand dengan mie dicampur tauge, sayuran ditumis dan diberi bumbu kacang yang gurih. Sticky Rice berupa nasi ketan yang diberi santan kelapa manis dengan buah mangga atau durian.
Sesudah makan siang, kami berangkat menuju China Town. China Town mulai ramai menjelang sore hari.
Kami naik kereta dari Ratchaprapop menuju Makassan. Dari Makassan turun menuju MRT Petchaburi. Dari Petchaburi menuju MRT Hua Lampong.
Setelah sampai di Hua Lampong, kami cari dulu land mark Wat Traimit. Ketika sudah menemukannya barulah kami menelurusi jalan Yao Waraj. O ya Wat Traimit ini adalah tempat patung Buddha dari emas. Silakan bila ingin berfoto-foto.
Setelah sampai di Wat Traimit, di seberang jalan belakangnya adalah jalan Yao Waraj. Di situ ada wihara. Kami duduk sebentar untuk melewatkan waktu menuju sore. Tujuan kami adalah makan di T&K Seafood. Resto kaki lima ini baru ramai menjelang jam 6 sore.
Oke setelah beristirahat di wihara, kami jalan kaki sepanjang Yao Waraj melihat kesibukan pedagang kulakan di pasar ChinaTown terbesar di Bangkok. Setelah kelelahan mengitari pasar ini. Kami menuju T&K Seafood dan tepat jam 5 sore, bangku-bangku dan meja mulai disiapkan. Langsung kami duduki untuk 2 orang. Dalam sekejap semua meja jadi penuh oleh para tamu. Tadinya kami ingin pesan Curry Crab. Tetapi karena kemarin abis makan duren, ga berani juga nich takut kolesterol melejit. Akhirnya kami memesan soup ikan. Rasanya memang khas Thailand, asem manis pedas. Porsinya besar. Makan berdua habis 200Bath.
Setelah makan kami balik lagi ke stasiun Hua Lampong dan menuju hotel untuk relaksasi di bathtub.
Sampai jumpa lagi di cerita Bangkok di lain kesempatan.
Sampe di Bangkok Pukul 19.00
Kamis 18 Juli 2013, pukul 14 tiba di terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Check in langsung di kounter internasional Mandala Tiger dan pesawat akan berangkat pada pukul 16. Tiga jam berada di awang-awang akhirnya mendaratlah di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand pukul 19.
Wah kali ini ketika masuk ke imigrasi, antreannya panjang sekali. Untunglah ada jalur khusus untuk warga negara ASEAN (warga negara: Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, Myanmar, Laos). Lumayan, imigrasi di jalur ASEAN tidak terlalu panjang antreannya.
Ada 2 pelancong dari Jakarta yang menanyakan bagaimana cara naik kendaraan umum atau taxi. Karena kami belum pernah naik bus di Bangkok, maka saya sarankan naik kereta saja menuju tengah kota. Akhirnya mereka ikut saran kami.
Turun ke basement 2 dan ketemu lagi dengan kounter Airport Link. Kami memilih City Link menuju stasiun Ratchaprapop dengan ongkos 40Bath per orang.
Menuju Hotel Baiyoke Sky
Sampai di stasiun Ratchaprapop kami survei dulu tempat untuk menuju hotel Baiyoke Sky. Hotelnya kelihatan dari stasiun. Lalu kami turun menuju jalan raya dan melewati trotoar toko-toko menuju hotel Baiyoke. Dari stasiun menuju hotel kira-kira sekitar 100 meter.
Lokasi sekitar hotel Baiyoke ini, ramai sekali. Pasar malam muncul di depan hotel. Ternyata banyak pelancong yang juga baru datang pada malam hari. Kami tiba di hotel sekitar pukul 21. Ketika masuk hanya ada lantai kosong dan lift tidak ada meja check in. Kami tanya ke petugas di mana tempat check in. Ia bilang, silakan menggunakan lift dan pilih lantai 18 atau Lobby.
Petugas check in sibuk melayani tamu yang datang. Ketika kami akan check in, staf hotel meminta deposit dana sebesar 3000 Bath atau sekitar 100USD. Lha kami bilang "Why agoda didn't inform us about deposit?". Dengan gampangnya mereka bilang "It is our procedure that guest must deposit the fund". Damn. Kami tidak banyak bawa uang sebanyak itu. Bagi kami cukuplah 3 hari di Bangkok cuma bawa 500ribu (1500 Bath atau 50USD) bisa makan enak dan keliling kota. Untunglah saya bawa ATM CIMB Niaga. Di seberang jalan raya ada Bank CIMB Thailand. Akhirnya kami menarik dana dari ATM CIMB Thai sebesar 3500 Bath. Hebat nich ATM bisa mengeluarkan 1 pecahan 500 Bath dan 3 pecahan 1000 Bath. Hebatnya lagi kurs jual Bath atas Rupiah cuma 328 rupiah. Coba kalau ke money changer di Jakarta, Bath dijual 340!
Balik menuju meja check in, ada tamu yang juga kecewa ketika dimintai deposit 100USD. Akhirnya kami dapat kamar di lantai 61. Lumayan tadinya berharap dapat paling tinggi di lantai 45 tapi di kasih di lantai 61. Wah antrian masuk lift-nya sungguh mengecewakan. Hotel ini ramai sekali. Banyak turis dari berbagai negara. Kami perhatikan banyak dari Eropa, Rusia, India. O ya jangan salah masuk lift, karena ketinggian lantai yang dituju bisa berbeda. Ketika masuk lift, masukkan kartu ke slot (lihat arah panahnya) setelah nyala hijau tarik dan pencet tombol lantai yang dituju.
Sampai di kamar tipe superior. Kamarnya luas, ada bathtub. O ya bila menggunakan wifi di hotel ini akan dikenakan biaya. Kami membasuh muka dan badan sejenak, lalu turun untuk mencari makan. Tadinya berpikir untuk dinner di restoran hotel ini. Tetapi melihat ramainya orang naik turun lift, kami urungkan niat tersebut. Akhirnya kami cari di sekitar hotel, jajanan kaki lima. Ada nasi goreng, udang bakar, duren, ayam goreng, bebek goreng, buah mangga dan masih banyak lagi. Kami makan yang mudah saja, beli nasi goreng lalu ayam goreng dan buah duren. Tak lupa pula orang juice. Semuanya kami beli mencapai 200 Bath untuk 2 orang.
Karena terlalu malam, kami membatalkan rencana ke Observation Deck dan puas makan malam di ketinggian lantai 61 kamar hotel.
Sekitar Pasar Pratunam
Kami memang ingin santai-santai saja di Bangkok, karena tempat wisata sudah kami jajaki ketika pertama kali ke Bangkok. Karena tidak dapat sarapan di hotel, kami cari di luar. Mall Indra Pratunam baru buka jam 9.30. Kami menyebrang jembatan dan keliling emperan toko mengarah ke mall Platinum. Di seberang mall platinum ada kedai makanan. Kami coba pesan nasi hainan dan chinese roll. Wah chinese rollnya ternyata enak. Balik lagi ke arah hotel, kami beli beberapa makanan: jagung, cakwe dan buah mangga.
Mall Indra sudah buka, kami lihat-lihat suvenir khas thailand. Ada hiasan dinding motif manik-manik bergambar gajah. Lihat-lihat baju, gadget, mainan dan lain-lain. Sampai akhirnya makan siang di food court. Ada Pad Thai dan Sticky Rice. Pad Thai adalah makanan thailand dengan mie dicampur tauge, sayuran ditumis dan diberi bumbu kacang yang gurih. Sticky Rice berupa nasi ketan yang diberi santan kelapa manis dengan buah mangga atau durian.
Sesudah makan siang, kami berangkat menuju China Town. China Town mulai ramai menjelang sore hari.
China Town dan Yao Waraj
Kami naik kereta dari Ratchaprapop menuju Makassan. Dari Makassan turun menuju MRT Petchaburi. Dari Petchaburi menuju MRT Hua Lampong.
Setelah sampai di Hua Lampong, kami cari dulu land mark Wat Traimit. Ketika sudah menemukannya barulah kami menelurusi jalan Yao Waraj. O ya Wat Traimit ini adalah tempat patung Buddha dari emas. Silakan bila ingin berfoto-foto.
Setelah sampai di Wat Traimit, di seberang jalan belakangnya adalah jalan Yao Waraj. Di situ ada wihara. Kami duduk sebentar untuk melewatkan waktu menuju sore. Tujuan kami adalah makan di T&K Seafood. Resto kaki lima ini baru ramai menjelang jam 6 sore.
Oke setelah beristirahat di wihara, kami jalan kaki sepanjang Yao Waraj melihat kesibukan pedagang kulakan di pasar ChinaTown terbesar di Bangkok. Setelah kelelahan mengitari pasar ini. Kami menuju T&K Seafood dan tepat jam 5 sore, bangku-bangku dan meja mulai disiapkan. Langsung kami duduki untuk 2 orang. Dalam sekejap semua meja jadi penuh oleh para tamu. Tadinya kami ingin pesan Curry Crab. Tetapi karena kemarin abis makan duren, ga berani juga nich takut kolesterol melejit. Akhirnya kami memesan soup ikan. Rasanya memang khas Thailand, asem manis pedas. Porsinya besar. Makan berdua habis 200Bath.
Setelah makan kami balik lagi ke stasiun Hua Lampong dan menuju hotel untuk relaksasi di bathtub.
Sampai jumpa lagi di cerita Bangkok di lain kesempatan.
Subscribe to:
Posts (Atom)